Saat ditanya “Are you the enabler?” dalam diskusi soal karir & pekerjaan, bagaimanakah Anda menjawabnya?
Apakah sekedar menjawab “ya” tanpa kelanjutan, atau menguraikan pekerjaan Anda, atau malah bingung dan terdiam dalam menentukan jawabannya.
Enabler sendiri sebetulnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau seseorang yang memungkinkan sesuatu terjadi atau dituntaskan. Dalam konteks organisasi, biasanya disebutkan sebagai “business enabler”, yang berkontribusi secara signifikan untuk menjawab masalah-masalah bisnis dan kebutuhan yang ada, melalui nilai tambah yang berdampak pada hasil kerja.
Wah, seperti apa ya maksudnya? Mari kita bahas bersama.
Enabler vs Doer
Bagi seorang enabler, waktu bukanlah penentu kinerja seseorang tetapi dampak yang ditimbulkannya. Berbeda dengan itu, bagi seorang doer, bekerja hanyalah sekadar melakukan pekerjaan yang diberikan. Contoh perbedaan keduanya dapat Anda pahami melalui contoh berikut.
Terdapat 2 karyawan di sebuah perusahaan A. Karyawan pertama telah bekerja selama 40 tahun dan karyawan kedua baru bekerja selama 5 tahun. Selama 40 tahun masa kerjanya, karyawan pertama hanya berfokus pada “bekerja asal beres” dan kurang memberikan inovasi. Sedangkan itu, karyawan kedua walaupun baru 5 tahun sudah berhasil menciptakan sistem kerja efektif dan berhasil menaikkan traffic website perusahaan secara signifikan.
Menurut Anda, manakah dari kedua karyawan tersebut yang lebih memberikan dampak terhadap perusahaan?
Ya, saya rasa Anda pasti setuju jika karyawan kedua lebih memberikan dampak besar walaupun baru sebentar bekerja di perusahaan tersebut. Nah, sosok karyawan kedua inilah yang disebut sebagai seorang enabler, sedangkan karyawan pertama mencerminkan seorang doer.
Melihat contoh tersebut, tak mengherankan jika sosok enabler lebih memiliki daya tarik di mata recruiter perusahaan di bandingkan doer.
Perlukan Human Resource menjadi Sosok “Pemberdaya”?
Tak hanya karyawan dan calon karyawan saja yang perlu menjadi sosok enabler, seorang human resource juga perlu. Misalnya, Anda seorang HRD dan dimintai tolong oleh user untuk mencari kandidat dengan kriteria tertentu. Lantas, apakah Anda akan sekadar mencari orang saja atau benar-benar mencari seseorang yang tepat untuk posisi tersebut?
Seorang enabler akan benar-benar mencari tahu seperti apa kebutuhan user tersebut. Lalu, seperti apa kebutuhan organisasi tersebut, bahkan hingga memikirkan kebutuhan organisasi di masa mendatang. Dengan begitu, ia akan benar-benar tahu seperti apa kandidat yang paling tepat bagi semua.
Jika Anda menjadi sosok yang “pemberdaya”, maka hasil pekerjaan pun cenderung akan lebih maksimal karena fokusnya ada pada seberapa besar dampak yang dihasilkan. Hal yang sudah Anda kerjakan menjadi tak sia-sia atau hanya menghasilkan capek saja.
Sosok “pemberdaya” ini pun bisa Anda tak hanya dalam lingkup profesional, tetapi juga dalam keseharian kita. Misalnya, sosok orang tua yang tidak hanya sekedar memberikan nafkah tetapi juga memberikan perhatian dan rasa cinta yang cukup dalam keluarga.
Lantas, sudahkah Anda bertanya pada diri sendiri mengenai hal ini? Are you really the enabler?”
__________________________________________
Simak penjelasan Alexander Sriewijono dari Daily Meaning tentang “The Enabler” hanya di #CosmopolitanCareer with 90.4 Cosmopolitan FM