Energi Positif dan Kekuatan Pikiran – #CosmopolitanCareer with Alexander Sriewijono EP 11

energi positif dan kekuatan pikiran

Good people, let’s sense energi positif dan kekuatan pikiran. Pernahkah Anda merasa ketika meeting cuma 30 menit, tapi terasa lebih melelahkan karena tidak jelas dan saling menyalahkan? Atau malah meeting selama 2 jam, tapi berjalan smooth dan produktif?

Dari proses merasakan energi ini, apakah ada yang bisa kita pelajari untuk menjalankan tugas dan bekerja sama dengan lebih tidak melelahkan?

Wah, seperti apa ya maksudnya?

Let’s Sense Energi Positif dan Kekuatan Pikiran

Dalam artikel kali ini, saya akan mengajak Anda untuk sense the energy. Why sense? Alasannya cukup sederhana, yaitu karena energi positif sesuatu yang harus dirasa, bukan didiskusikan. Dalam kegiatan sehari-hari, tentunya ada banyak jenis energi yang dirasakan, baik negatif maupun positif.

Tahukah Anda, ternyata energi positif dan negatif tersebut dapat menular. Misalnya, sebelum mulai meeting, mood Anda sudah terlanjut buruk dan akhirnya energi tersebut dirasakan oleh orang-orang di sekitar Anda dan membuat mereka ikut bad mood. Oleh karena itu, untuk menghindarinya kita bisa mulai berpikir bagaimana agar energi terasa lebih positif dan tidak melelahkan orang lain?

Mari kita bahas lebih lanjut.

Energi Nyata Vs Energi Rasa

Cara membangun energi positif dari dalam diri kita yang pertama adalah dengan membedakan energi nyata dan energi rasa. Energi nyata adalah energi yang kita berikan atau tentukan. Contohnya seperti apakah meeting akan berlangusng selama satu jam atau dua jam? Lalu, apakah orang-orang yang hadir dalam meeting harus berdiri atau duduk? dan sebagainya. Hal-hal yang Anda tentukan atau berikan itulah energi nyata yang dihadirkan dalam meeting.

Berbeda dengan itu, energi rasa adalah energi yang terkait dengan emosi yang terjadi. Terkadang, Anda merasa super duper lelah walaupun meeting berlangsung hanya 30 menit karena situasi meeting yang kurang ceria dan aktif. Tapi, bisa jadi juga Anda merasa senang dan fine fine saja setelah meeting selama 2 jam karena suasana meeting cukup santai dan menyenangkan. Hasil akhir dari energi dan emosi yang dirasakan itulah yang disebut dengan energi rasa.

Energi Kini Vs Energi Nanti

Bentuk energi kini dan nanti bisa Anda rasakan tatkala Anda merasa burnout setelah diberikan pekerjaan yang dirasa berat. Misalnya, atasan meminta Anda untuk melakukan presentasi minggu depan di hadapan client besar untuk memenangkan project. Lalu, Anda sudah merasakan panik dan stres sekarang.

Kalau kita telaah bersama, energi yang dirasakan dalam contoh tersebut adalah energi yang mungkin akan dirasakan nanti bukan sekarang. Hal ini penting untuk Anda sadari. Jika Anda berlarut-larut pada energi nanti di masa sekarang, maka persiapan Anda menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, cobalah untuk berfokus pada energi kini dibandingkan energi nanti. Dengan begitu, energi kini menjadi lebih optimal pada saatnya nanti.

Energy Sensitivity

Setelah kita memahami cara mengelola energi positif dan kekuatan pikiran, hal lain yang perlu Anda pahami adalah energi sensitivity. Energy sensitivity adalah bentuk kepekaan energi yang dirasakan dan diserap orang lain dan lingkungan. Terkadang, energi yang ada dalam diri kita akan lebih peka dirasakan orang lain dibandingkan kita sendiri.

Oleh karena itu, hal perlu kita tanyakan pada diri sendiri adalah “Seberapa jauh kita punya kepekaan itu?”. Cobalah untuk merasakan terlebih dahulu energi yang Anda rasakan sebelum menunjukkannya pada orang lain. Let’s spread positive energy!

 

 

Yuk kita simak penjelasan Alexander Sriewijono dari Daily Meaning tentang “Let’s Sense The Energy” hanya di #CosmopolitanCareer with 90.4 Cosmopolitan FM

 

Bounce Forward
To Evolve

Daily Meaning People Development Programs 2024