Good people, akhir-akhir ini situasi pasca pandemi yang serba tak tertebak membuat kita terkadang lupa bicara dengan hati atau kehilangan rasa, baik disadari maupun tidak.
Contohnya: As a leader, sekedar memberikan instruksi sangat berbeda dengan coaching kepada team dengan rasa. Sekedar menyampaikan target pasti beda hasilnya dengan menggerakkan team dengan rasa ingin mencapai tujuan bersama-sama. Benar secara logika, belum tentu nyaman secara rasa.
Bagaimana ya caranya dalam berbicara, kita gak hanya “reaching head”, tapi juga “touching heart”? Bicara dengan hati, akan membuat orang yang mendengar merasa berkesan dan engaged. Mari kita diskusikan hal ini lebih lanjut.
Bicara dengan Hati dalam Organisasi
Apa itu bicara dengan hati atau dengan rasa? Good People, bicara dengan hati merupakan cara bicara yang tidak hanya sekadar benar secara logika tetapi juga nyaman terasa di hati. Saya punya contoh yang bagus untuk Anda simak.
Salah satu teman saya bercerita bahwa beberapa hari yang lalu ia pergi ke rumah sakit. Lalu, setelah ia menyampaikan semua keluhan penyakit yang dirasakannya, dokter pun mengajukan pertanyaan yang tak terduga. Pertanyaan tersebut adalah “Punya budget berapa?” Kalau kita pikirkan kembali, mempertanyaan kesanggupan biaya kepada pasien memang hal yang masuk secara logika. Namun, apakah hal tersebut nyaman di hati? Saya rasa tidak.
Hal seperti inilah yang harus dihindari oleh leader dalam tim. Menyampaikan informasi berdasarkan data memang perlu, tetapi pemilihan kata dan cara penyampaiannya pun juga perlu dipikirkan. Mengapa? Berbicara dengan hati akan lebih membuat leader “didengarkan” oleh anggota tim. Akhirnya, proses merangkul seluruh tim pun dapat lebih mudah terlaksana.
Ada beberapa cara yang bisa leader lakukan untuk membiasakan diri bicara dengan hati.
- Rasa harus Terasa, jika Anda tidak memberikan rasa dari hati secara all out, bagaimana orang lain bisa ter-influence seperti Anda?
- Be Real, rasa itu tidak dapat ditipu oleh karena itu sampaikan hal yang memang benar-benar Anda rasakan tanpa dibuat-buat. Dengan begitu, perasaan yang disampaikan akan lebih terasa.
- Fokus pada hal yang ingin Anda gerakkan, oleh karena itu, tidak cukup jika Anda hanya menyampaikan informasi saja tetapi sampaikan juga progress dan misi yang ingin dicapai bersama-sama.
Bicara Tidak Sekedar Dengan Kata Saja
Good People, seperti itulah pentingnya membiasakan diri bicara dengan rasa dan bagaimana cara memulainya. Bekerja secara profesional bukan berarti Anda melupakan hati dan rasa. Ingat, walaupun perkembangan teknologi sudah banyak menggantikan peran manusia, rekan kerja Anda tetaplah seorang manusia.
Oleh karena itu, berilah rasa pada setiap tindakan yang diberikan, salah satunya dalam hal berbicara. Dengan memberikan hati dalam setiap tindakan, maka orang-orang disekitar Anda pun dapat ikut merasakannya dan menjadi semakin termotivasi.
Yuk simak penjelasan Alexander Sriewijono dari Daily Meaning tentang “Bicara Dengan Rasa” hanya di #CosmopolitanCareer with 90.4 Cosmopolitan FM
Now good people, apakah contoh situasi “tanpa rasa” yang akhir-akhir ini terjadi pada Anda? Share your thoughts di kolom komentar!