Upskilling & Upgrading Organisasi

upgrading organisasi

Upskilling dan upgrading organisasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Terlebih di masa yang penuh perubahan seperti pandemi ini. Bila sebelumnya VUCA (Volatile, Uncertain, Complexity, dan Ambiguity) menjadi tantangan di dunia kerja, kini sudah tergantikan dengan tantangan lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan cara dan proses kerja. Mau tidak mau, organisasi pun harus meningkatkan kinerja.

Salah satu strategi untuk menghadapi perubahan tersebut adalah meningkatkan upskilling dan upgrading organisasi. Upskilling adalah peningkatan kemampuan karyawan, sementara upgrading adalah peningkatan sistem, prosedur, dan cara kerja yang menjadi lebih efisien dan efektif.

Dalam menentukan strategi upskilling dan upgrading organisasi yang tepat sasaran, perlu kiranya mempertimbangkan aspirasi dan kekhawatiran para karyawan dan pelamar kerja. Hal tersebut dikarenakan mereka lah yang menjadi objek peningkatan dan subjek perubahan cara kerja.

Untuk itu, artikel ini juga akan diperkuat dengan data survei The Laws of Attraction yang dilakukan oleh JobStreet kepada 9.800 pencari kerja di Indonesia di akhir tahun 2019 yang lalu.

Baca juga: Strategi Untuk Membuat Organisasi Anda Menarik di Mata Generasi Terkini

Upskilling Organisasi 

Saat organisasi melakukan perekrutan, sudah seharusnya disesuaikan dengan apa yang manjadi concern saat ini. Tak hanyak karyawan saja, pelamar kerja juga perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan dirinya secara cepat.

upgrading organisasi grafik-1-1-top-5-faktor-dalam-mencari-kerja

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa peluang pengembangan diri merupakan faktor penting bagi pencari kerja antar generasi. Dengan begitu, organisasi hanya perlu mengimbanginya dengan strategi pengembangan yang jelas. Sebagai referensi lebih detilnya, berikut beberapa insight terkait peluang pengembangan karier dan jenjang karier antar generasi:

grafik-1-2-perbandingan-kebutuhan-pengembangan-karier

1. Terdapat Program Upgrading Organisasi

Selain adanya kejelasan jenjang karier dan proses evaluasi, pencari kerja juga menginginkan adanya program pengembangan dan bimbingan keahlian kerja. Beberapa contohnya seperti pelatihan kerja, on the job coaching, ataupun program orientasi bagi karyawan baru. Program pengembangan ini bertujuan untuk membantu mereka dalam menjalankan perannya secara optimal.

Oleh karena itu, dalam proses rekruitmen, Anda perlu memberikan gambaran mendetail terkait dengan program orientasi bagi karyawan baru, termasuk di dalamnya target dan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya tarik organisasi.

2. Program Pelatihan sebagai Daya Tarik Pelamar Kerja

Adanya kesempatan untuk mendapatkan program pelatihan pun menjadi daya tarik bagi para pencari kerja. Selain itu, kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pihak eksternal juga bisa menjadi nilai tambah.

3. Adanya Program Pendampingan (Coaching)

Peluang pengembangan diri lainnya program pendampingan. Misalnya saja adanya program buddy coach bagi karyawan baru ataupun program group mentoring. Program-program ini membuka peluang terjadinya interaksi dan proses pertukaran ilmu antara junior dengan senior. Oleh karena itu, program ini sangat diminati oleh para pencari kerja, terutama oleh millennials dan generasi Z.

4. Kesempatan Beasiswa untuk Studi Lanjutan

Hal lainnya yang juga menarik bagi para pencari kerja adalah kesempatan untuk mendapatkan beasiswa untuk studi lanjutan. Adanya dukungan dari perusahaan untuk melanjutkan studi mereka menjadi salah satu faktor yang mendorong mereka bergabung di perusahaan Anda.

Upgrading Organisasi

Selain upskilling, upgrading juga menjadi hal yang penting bagi organisasi untuk melakukan perubahan-perubahan yang inovatif dalam menghadapi situasi yang ada. Apakah perubahan yang dilakukan hanya sekadar platform komunikasi virtual antar karyawan, atau perubahan yang lebih fundamental dan juga berdampak signifikan pagi para stakeholders terutama konsumen, klien, dan para user?

Organisasi tentunya memerlukan karyawan-karyawan yang tidak berdiam diri di zona nyamannya. Dalam perekrutanpun manajemen perlu mencari orang-orang yang inovatif dan mau menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Coba kita lihat insight dari survei yang dilakukan oleh JobStreet di bawah ini.grafik-1-3-budaya-inovatifkreatif

1. Bangun Suasana Inovatif dalam Organisasi

Terkait dengan budaya kerja di perusahaan, salah satu yang menjadi daya tarik bagi para pencari kerja adalah budaya kerja yang inovatif dan kreatif. Adanya budaya kerja yang inovatif ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan proses upgrading secara terus-menerus, sehingga dapat mengoptimalkan proses kerja yang terjadi.

Efisiensi dan efektvitas dari prosedur kerja yang terus berinovasi seiring dengan berkembangnya zaman, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi para pencari kerja untuk bergabung dalam suatu perusahaan.

2. Keterbukaan terhadap Situasi Organisasi

Dalam proses rekruitmen, penting untuk menyampaikan budaya kerja apa saja yang dimiliki oleh perusahaan. Tak hanya itu, informasikan juga pengaruh budaya kerja tersebut terhadap proses kerja organisasi.

Hal ini akan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh kepada para pencari kerja, terkait dengan situasi kerja yang ada di perusahaan dan dapat meningkatkan ketertarikan mereka untuk bergabung dengan perusahaan Anda.

Baca juga: Peran Pemimpin selama Bekerja Dari Rumah

Strategi Upskilling dan Upgrading Organisasi

Dari uraian terkait upskilling dan upgrading organisasi di atas, yang bisa kita lakukan sama-sama adalah:

  1. Bila di awal pandemi kita seakan-akan sama-sama di titik nol, kecepatan untuk kita bergerak maju tergantung strategi organisasi Anda dan kesiapan orang-orang di dalamnya.
  2. Tidak bisa tidak, upskilling atau peningkatan kemampuan karyawan dalam menghadapi tantangan yang ada sangatlah penting. Tentukan strategi pengembangan karyawan seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan, termasuk menentukan profil kandidat yang sejalan dengan target pengembangan tersebut.
  3. Ketika upskilling mulai dilakukan, tidak bisa tidak upgrading juga harus dijalankan. Seberapa inovatif dan kreatifnya budaya perusahaan Anda sehingga progress bisa terus terjadi? Dan berapa banyak karyawan Anda yang berdiam diri di zona nyaman? Saat merekrut, pilihlah mereka-mereka yang juga siap menjadi bagian dari perubahan, yang bukan sekedar menjalankan perubahan tapi bahkan mebuat perubahan.

Peran HR dalam Upskilling dan Upgrading Organisasi

Untuk bisa memberikan program upskilling yang efektif bagi karyawan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para penggiat HR, yaitu sebagai berikut:

  • Lakukanlah analisa kebutuhan karyawan secara mendetail dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Misalnya saja dengan melakukan survei kepada karyawan terkait dengan program pelatihan yang mereka harapkan untuk dijalankan. Hasil survei tersebut kemudian dapat didiskusikan lebih lanjut dengan para team leaders untuk kemudian dirumuskan menjadi TOR (Term of Reference) dari program pelatihan yang akan diberikan oleh karyawan.
  • Jika program pelatihan akan dilakukan secara mandiri oleh internal HR perusahaan, maka perlu dibentuk tim yang akan menjadi penanggung jawab untuk perancangan program pelatihan dan modul pelatihan. Sementara itu, jika akan melibatkan vendor eksternal, maka perlu dibuat mekanisme pemilihan vendor-nya, sehingga dapat memilih partner yang paling tepat untuk merancang program pelatihan tersebut.
  • Terkait dengan eksekusi program, jika waktu dan budget yang dimiliki terbatas, dapat membuat skala prioritas, baik dari segi topik yang akan dibawakan ataupun peserta yang akan mengikuti program tersebut. Bisa memilih topik-topik yang paling relevan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan saat ini, serta peserta yang memiliki peran kritikal dalam bisnis perusahaan.
  • Evaluasi pelatihan pun menjadi penting untuk dilakukan agar bisa terus meningkatkan kualitas dari pelatihan yang diberikan. Akan tetapi, yang tidak kalah pentingnya adalah implementasi pasca pelatihan, untuk memantau progress dari para karyawan dan juga melihat efektivitas dari program yang diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas yang harus dilakukan karyawan setelah pelatihan diberikan, bisa dalam bentuk proyek kelompok ataupun individual.

Untuk lebih jauh memahami insights mengenai faktor-faktor yang terkait dengan upskilling dan upgrading, Anda dapat mempelajari secara lebih detail tentang hasil survei The Laws of Attraction pada situs web JobStreet Indonesia.

 

 

Ditulis oleh Alexander Sriewijono & Maria Tarisa
untuk JobStreet Indonesia

Bounce Forward
To Evolve

Daily Meaning People Development Programs 2024