Cara Membangun Karakter Kepemimpinan

cara membangun karakter kepemimpinan

Pandemi global yang terjadi beberapa waktu kebelakangan tak hanya berakibat fatal dalam bidang kesehatan, tetapi juga industri perekonomian. Salah satu dampak paling signifikan dari pandemi yang kita rasakan adalah perubahan habit kerja menjadi work from home. Hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi pemimpin tim. Kurangnya intensitas pertemuan pun mengharuskan mereka ikut beradaptasi. Pertanyaan besar pun muncul, yaitu “Bagaimana cara membangun karakter kepemimpinan yang baik selama work from home?”

Tak sedikit pemimpinan yang merasa kebingungan dalam mencari cara membangun karakter kepemimpinan yang sesuai. Oleh karena itu, artikel ini akan mengupas perihal karakter kepemimpinan dan cara membangun karakter kepemimpinan tersebut.

Cara Membangun Karakter Kepemimpinan

Jika kamu naik transportasi dengan supir yang sembrono, tentu perjalanan menjadi terasa tak nyaman dan tak aman, bukan? Hal yang sama juga dirasakan jika Anda berada dalam sebuah tim dengan pemimpin yang kurang baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu membangun karakter kepemimpinan yang baik untuk mencapai goal bersama.

Namun, seperti apakah karakter kepemimpinan yang dibutuhkan itu dan bagaimana cara membangun karakter kepemimpinan tersebut?

Pada akhir 2019 lalu, Jobstreet melakukan survei kepada 9.800 kandidat pencari kerja di Indonesia. Survei tersebut memperlihatkan bahwa faktor yang menjadi daya tarik pelamar kerja terhadap perusahaan adalah karakter kepemimpinan dalam organisasi. Adapun, gaya kepemimpinan yang paling dicari dalam 5 bidang industri terbesar di indonesia meliputi:

  • Profesionalitas pemimpin
  • Pemimpin dengan arahan yang jelas
  • Kepemimpinan yang terstruktur
  • Pemimpin yang Inovatif

Mengacu pada keempat faktor tersebut, Anda bisa mulai menganalisis cara membangun karakter kepemimpinan yang sesuai dengan minat pelamar kerja. Keempat karakter kepemimpinan yang paling dicari dalam organisasi tersebut pun terbagi menjadi dua kelompok, yaitu karakter kepemimpinan yang berhubungan dengan aspek fokus dan karakter kepemimpinan yang berhubungan dengan aspek fleksibel. Mari kita bahas satu per satu.

Baca juga: Cara Menjadi Kaya – Get Rich vs Enriched

Aspek Fokus dalam Kepemimpinan

karakter kepemimpinan - artikel_03-grafik_1-1_perbandingan_gaya_kepemimpinan_yang_dicari_di_5_industri_terbesar_di_indonesia1

 

1. Profesionalitas Pemimpin

Dari data tersebut, terlihat bahwa terdapat kesamaan yang perlu digarisbawahi.  yaitu pemimpin yang profesionalitas dalam bekerja lebih banyak diminati. Profesionalitas tersebut dibutuhkan agar kerja sama dalam tim terjalin dengan suportif dan transparan.

Anda bisa mulai membangun karakter profesional dengan menerapkan komitmen pada pekerjaan yang dijalani. Misalnya, Anda tidak merasa senang secara personal dengan salah satu anggota tim. Maka, sebaiknya Anda menutup mata akan perasaan personal tersebut dan tetap bekerja sepenuh hati dalam tim tanpa membeda-bedakan perlakukan kepada seluruh anggota tim.

Jika komitmen dan profesionalitas bekerja tersebut Anda terapkan, progress kerja pun terus berjalanan. Akhirnya, seluruh tim pun akan ikut berprogress bersama Anda.

2. Kepemimpinan dengan Arahan yang Jelas

Jika ditelaah, hal ini menunjukkan adanya kejelasan strategi kerja, serta visi dan misi yang ingin dicapai. Oleh karena itu, para pencari kerja butuh mendapatkan gambaran yang menyeluruh terkait pekerjaan yang ditawarkan. Di sisi lain, adanya informasi tersebut juga dapat membantu para pencari kerja dalam mengidentifikasi kontribusi ataupun dampak yang mereka bisa berikan dalam proses kerja tersebut.

Oleh karena itu, menjadi penting bagi para rekruiter ataupun user untuk dapat memberikan informasi yang menyeluruh terkait dengan posisi yang dilamar, sehingga dapat lebih menarik minat para pencari kerja.

3. Memiliki Perencanaan yang Terstruktur

Selain kedua faktor yang telah disebutkan dalam poin sebelumnya, para pencari kerja juga melihat adanya kebutuhan akan sosok pemimpin yang mampu membuat perencanaan kerja yang matang, jelas, dan terstruktur dengan baik. Hal ini dianggap penting untuk memastikan efisiensi dan efektivitas kolaborasi dalam tim.

Adanya sistem kerja yang terorganisir juga akan memudahkan proses manajemen risiko dan pemecahan masalah kerja di dalam tim, sehingga, sasaran yang sebelumnya sudah ditetapkan pun dapat tercapai. Kebutuhan ini terutama muncul pada industri perbankan dan asuransi, serta pertambangan.

Sementara itu, untuk ketiga indusrti lainnya, yaitu perusahaan berbasi teknologi, gas/minyak bumi, dan otomotif, gaya kepemimpinan yang terstruktur tetap dibutuhkan oleh organisasi, tetapi transparansi dari pemimpin dan manajemen menjadi faktor yang lebih krusial bagi para pencari kerja di bidang tersebut.

Aspek Fleksibel dalam Kepemimpinan

artikel_03-grafik_1-2_budaya_inovatifkreatif1

1. Budaya Inovatif

Bagi para pencari kerja di perusahaan berbasis teknologi dan otomotif, budaya kerja yang inovatif dan kreatif lebih diminati dibandingkan dengan budaya kerja yang cenderung kaku. Apabila dilihat dari karakteristik industrinya, adanya inovasi yang kreatif menjadi senjata utama bagi perusahaan-perusahaan berbasis teknologi, seperti e-commerce dan fintech, untuk dapat bersaing dengan para kompetitor. Hal ini juga diperkuat dengan adanya tuntutan untuk selalu mengikuti perubahan tren di pasar yang terjadi dengan sangat cepat.

Fleksibiitas pun menjadi salah satu karakeristik utama yang dicari oleh para rekruiter di industri berbasis teknologi tersebut. Senada dengan hasil tersebut, adanya inovasi juga menjadi penting bagi mereka yang bekerja di industri otomotif. Untuk bisa mempertahankan para konsumennya, inovasi produk secara berkala menjadi hal yang penting untuk dilakukan agar dapat tetap relevan dan menjawab kebutuhan.

Berbeda dengan kedua industri yang telah dibahas pada poin sebelumnya, industri gas/minyak bumi, pertambangan, serta asuransi dan perbankan, budaya kerja yang inovatif tidak menjadi faktor penentu bagi para pencari kerja ketika memutuskan untuk bergabung dengan suatu organisasi.

Di sisi lain ketiga industri tersebut pun cenderung melihat budaya inovatif/kreatif bukan sebagai fokus utama dalam menjalankan bisnis. ini dikarenakan karakteristik pekerjaan ketiga industri tersebut yang dirasa sudah lebih ajeg. Di mana yang menjadi target adalah adanya kesesuaian prosedur kerja dalam memberikan layanan yang optimal kepada pelanggan.

Baca juga: Indeks Kebahagiaan dalam Perjalanan Karier

Key Takeaway – Cara Membangun Karakter Kepemimpinan

Insights yang terkait dengan cara membangun karakter kepemimpinan dan hubungannya dengan aspek fokus dan fleksibel ini tidak hanya dapat meningkatkan daya tarik organisasi di mata pencari kerja, namun juga dapat membuat mereka bertahan dalam organisasi dan berkontribusi secara optimal.

Oleh sebab itu, proses hiring memang tidak berdiri sendiri atau terlepas dari HR practices lainnya. Kejelasan pada apa yang dijanjikan, hal-hal yang akan menjadi komitmen, dan tanggung jawab kedua belah pihak, menjadi bagian penting dari perjalanan berkarya bersama.

Untuk lebih memahami terkait dengan perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan para pencari kerja di berbagai industri, dalam menentukan tempat berkarier, Anda dapat mempelajari secara lebih detail tentang hasil survei The Laws of Attraction pada situs web JobStreet Indonesia.

 

Ditulis oleh Alexander Sriewijono & Maria Tarisa
untuk JobStreet Indonesia

Bounce Forward
To Evolve

Daily Meaning People Development Programs 2024